BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu
pengelahuan teknologi dewasa ini berkembang sangat cepat dan telah mempengaruhi segala segi dan sendi
kehidupan, disamping itu perkembangan tersebut
telah merambah ke segala penjuru dunia tanpa ada yang mampu mencegah atau menahannya. Perkembangan teknologi komunikasi
misalnya, menyebabkan arus informasi merambah
keseluruh pelosok dunia sehingga dunia tampak
seakan tanpa batas.
Perkembangan di atas menuntut
setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri agar dicapai
keselarasan dan kebahagiaan hidup. Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serat
penyesuaian diri, dapat dikemukakan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sering tidak seiring dengan
perkembangan sumber daya manusia, akibatnya sering kali terjadi bahwa manusia harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar tidak terlindasnya. Hal ini
didasarkan pada pemahaman perkembangan
teknologi lebih cepat dari perkembangan sumber daya
manusia.
Sikap merupakan
salah satu faktor penting di dalam menganalisis tingkah laku manusia. Jadi
merupakan salah satu aspek psikhis yang turut menentukan perilaku seseorang
hubungannya dalam pemberian penilaian terhadap obyek-obyek tertentu. Sikap
adalah pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku
seseorang atau makhluk hidup lainnya. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek
tertentu.[1]
Karena belajar itu adalah suatu proses
yang timbul dari dalam maka faktor motivasi memegang peranan pula. Jika guru
atau orang tua bisa memberikan motivasi yang baik pada siswa timbulah dalam
diri siswa itu dorongan untuk belajar lebih baik. Siswa dapat menyadari apa
gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai, jika diberi perangsang,
diberi motivasi yang baik dan sesuai. Pada umumnya motivasi semacam ini
diterima siswa tidak dengan sengaja dan mungkin pula tidak dengan sadar.[2]
Adanya kemandirian belajar yang kuat dari
siswa adalah syarat mutlak bagi berlangsungnya belajar mandiri, oleh karena itu
program belajar harus dirancang agar dapat menumbuhkan motivasi belajar
mandiri. Belajar mandiri dapat menggunakan berbagai sumber dan media belajar,
dan ketersediaan sumber belajar turur menentukan kekuatan motivasi belajar.
belajar mandiri dapat dilakukan di sekolah, di rumah, warnet, dan dimanapun
yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar. sehingga belajar mandiri
dapat dilaksanakan di setiap waktu yang dikehendaki siswa.
Kemandirian merupakan sifat dari perilaku
mandiri yang merupakan salah satu unsur sikap. Sikap merupakan predisposisi
untuk bertindak terhadap objek sikap. Konsep sikap ada yang bersifat teoritik,
ada pula yang bersikap operasional untuk pengukuran sikap. Kemandirian adalah
bentuk sikap terhadap objek dimana indifidu memiliki independensi yang tidak
terpengaruh oleh orang lain. Perilaku mandiri dapat diartikan sebagai kebebasan
seseorang dari pengaruh orang lain. Ini berarti orang yang berperilaku mandiri
mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang harus dilakuakan dalam
memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan memecahkan
sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa harus mengharapkan bantuan orang
lain.[3]
Siswa sebagai suatu
kelompok anggota masyarakat dan penerus bangsa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkemabangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perubahan-perubahan mendasar yang terjadi, bahkan
mengantisipasi apa yang mungkin atau akan terjadi pada masa nanti. Globalisasi adalah salah satu bentuk perubahan mendasar
tersebut menuntut konsep dan kemandirian pada
diri siswa, bahkan dirasakan sebagai suatu keharusan
bagi siswa untuk melakukan penyesuaian diri secara optimal.
Siswa yang mandiri bercirikan progresif dan ulet
disini ditunjukkan dengan kemauan untuk maju
dan mewujudkan harapan-harapanya dengan gigih,
penuh dengan ketekunan. Sedangkan inisiatif ditujukan dengan kemauan dan kemampaun untuk berfikir kritis, logis
dan bertanggung jawab disamping itu orang yang mandiri
memiliki kendali dari dalam dirinya dan
kemantapan atau kepercayaan diri. pengendalian
dari dalam nampak dari kemampuannya untuk mengendalikan
tindakanya dari mencakup aspek percaya diri akan kemampuannya, bisa menerima dirinya dan memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri.
Kenyataan menunjukkan
bahwa terdapat siswa yang kurang atau bahkan dapat dikatakan gagal dalam menyesuaikan terhadap perubahan
atau perkembangan jaman. Ketidak mampuan
menyesuaikan diri tersebut dapat menimbulkan
masalah, baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan atau masyarakat. Banyak siswa mengalami stres, frustasi dan
konflik akibat ketidakmampuan menyesuaikan diri dan pada gilirannya dapat
memicu terjadinya perilaku penyimpangan pada diri siswa yang bersangkutan.
Kondisi
seperti di atas mendapat perhatian dari para guru Madrasah
Aliyah Ma’arif Wiramastra Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dengan terus memantapkan
siswa-siswinya untuk melihat perkembangan dari sisi yang positif dengan
langkah-langkah mengadakan penyesuaian
diri, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan siswa
untuk menyesuaikan antara lain konsep diri siswa yang bersangkutan dari persepsinya tentang
kemandirian. Konsep diri merupakan rangkaian pemikiran dan perasaan meliputi
tubuh, penampilan dan perilakunya. Seseorang yang memiliki konsep diri positif
cenderung mampu mengadakan sikap mandiri, sebaliknya konsep diri yang negatif
cenderung mendorong munculnya perilaku menyimpang.
Untuk mengetahui
tujuan yang akan dicapai dalam menempuh sesuatu perlu adanya konsep diri yang
positif terhadap sikap kemandirian siswa. Konsep diri ini adalah suatu
pandangan dan perasaan seseorang terhadap diri sendiri. Yang menjadi pemikiran
penulis adalah siswa mempunyai hubungan atau tidak terhadap konsep diri dengan
kemandirian siswa, yaitu dengan konsep diri yang mantap dan positif maka akan
tercipta kemandirian yang bertanggung jawab baik di sekolah, di rumah maupun di
lingkunan sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji
secara lebih mendalam melalui penelitian mengenai hubungan
antara konsep diri dengan sikap kemandirian belajar siswa Madrasah Aliyah Tahun Pelajaran 2010/2011.
B.
Identifikasi Masalah
Dalam
penelitian ini, penulis akan mengkaji dan menggali sejauh mana hubungan antara
antara konsep diri terhadap kemandirian belajar siswa Madrasah
Aliyah Ma’arif Wiramastra Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar