Contoh Skripsi Pendidikan Agama Islam

Kamis, 31 Januari 2013

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH .........



BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengelahuan teknologi dewasa ini berkembang sangat cepat dan telah mempengaruhi segala segi dan sendi kehidupan, disamping itu perkembangan tersebut telah merambah ke segala penjuru dunia tanpa ada yang mampu mencegah atau menahannya. Perkembangan teknologi komunikasi misalnya, menyebabkan arus informasi merambah keseluruh pelosok dunia sehingga dunia tampak seakan tanpa batas.
Perkembangan di atas menuntut setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri agar dicapai keselarasan dan kebahagiaan hidup. Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serat penyesuaian diri, dapat dikemukakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sering tidak seiring dengan perkembangan sumber daya manusia, akibatnya sering kali terjadi bahwa manusia harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak terlindasnya. Hal ini didasarkan pada pemahaman perkembangan teknologi lebih cepat dari perkembangan sumber daya manusia.
Sikap merupakan salah satu faktor penting di dalam menganalisis tingkah laku manusia. Jadi merupakan salah satu aspek psikhis yang turut menentukan perilaku seseorang hubungannya dalam pemberian penilaian terhadap obyek-obyek tertentu. Sikap adalah pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang atau makhluk hidup lainnya. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tertentu.[1]
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam maka faktor motivasi memegang peranan pula. Jika guru atau orang tua bisa memberikan motivasi yang baik pada siswa timbulah dalam diri siswa itu dorongan untuk belajar lebih baik. Siswa dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai, jika diberi perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Pada umumnya motivasi semacam ini diterima siswa tidak dengan sengaja dan mungkin pula tidak dengan sadar.[2]
Adanya kemandirian belajar yang kuat dari siswa adalah syarat mutlak bagi berlangsungnya belajar mandiri, oleh karena itu program belajar harus dirancang agar dapat menumbuhkan motivasi belajar mandiri. Belajar mandiri dapat menggunakan berbagai sumber dan media belajar, dan ketersediaan sumber belajar turur menentukan kekuatan motivasi belajar. belajar mandiri dapat dilakukan di sekolah, di rumah, warnet, dan dimanapun yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar. sehingga belajar mandiri dapat dilaksanakan di setiap waktu yang dikehendaki siswa.
Kemandirian merupakan sifat dari perilaku mandiri yang merupakan salah satu unsur sikap. Sikap merupakan predisposisi untuk bertindak terhadap objek sikap. Konsep sikap ada yang bersifat teoritik, ada pula yang bersikap operasional untuk pengukuran sikap. Kemandirian adalah bentuk sikap terhadap objek dimana indifidu memiliki independensi yang tidak terpengaruh oleh orang lain. Perilaku mandiri dapat diartikan sebagai kebebasan seseorang dari pengaruh orang lain. Ini berarti orang yang berperilaku mandiri mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang harus dilakuakan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain.[3]
Siswa sebagai suatu kelompok anggota masyarakat dan penerus bangsa dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkemabangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan-perubahan mendasar yang terjadi, bahkan mengantisipasi apa yang mungkin atau akan terjadi pada masa nanti. Globalisasi adalah salah satu bentuk perubahan mendasar tersebut menuntut konsep dan kemandirian pada diri siswa, bahkan dirasakan sebagai suatu keharusan bagi siswa untuk melakukan penyesuaian diri secara optimal.
Siswa yang mandiri bercirikan progresif dan ulet disini ditunjukkan dengan kemauan untuk maju dan mewujudkan harapan-harapanya dengan gigih, penuh dengan ketekunan. Sedangkan inisiatif ditujukan dengan kemauan dan kemampaun untuk berfikir kritis, logis dan bertanggung  jawab disamping itu orang yang mandiri memiliki kendali dari dalam dirinya dan kemantapan atau kepercayaan diri. pengendalian dari dalam nampak dari kemampuannya untuk mengendalikan tindakanya dari mencakup aspek percaya diri akan kemampuannya, bisa menerima dirinya dan memperoleh kepuasan atas usahanya sendiri.
Kenyataan menunjukkan bahwa terdapat siswa yang kurang atau bahkan dapat dikatakan gagal dalam menyesuaikan terhadap perubahan atau perkembangan jaman. Ketidak mampuan menyesuaikan diri tersebut dapat menimbulkan masalah, baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan atau masyarakat. Banyak siswa mengalami stres, frustasi dan konflik akibat ketidakmampuan menyesuaikan diri dan pada gilirannya dapat memicu terjadinya  perilaku penyimpangan pada diri siswa yang bersangkutan.  
Kondisi seperti di atas mendapat perhatian dari para guru Madrasah Aliyah Ma’arif Wiramastra Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dengan terus memantapkan siswa-siswinya untuk melihat perkembangan dari sisi yang positif dengan langkah-langkah  mengadakan penyesuaian diri, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk menyesuaikan antara lain konsep diri siswa  yang bersangkutan dari persepsinya tentang kemandirian. Konsep diri merupakan rangkaian pemikiran dan perasaan meliputi tubuh, penampilan dan perilakunya. Seseorang yang memiliki konsep diri positif cenderung mampu mengadakan sikap mandiri, sebaliknya konsep diri yang negatif cenderung mendorong munculnya perilaku menyimpang.
Untuk mengetahui tujuan yang akan dicapai dalam menempuh sesuatu perlu adanya konsep diri yang positif terhadap sikap kemandirian siswa. Konsep diri ini adalah suatu pandangan dan perasaan seseorang terhadap diri sendiri. Yang menjadi pemikiran penulis adalah siswa mempunyai hubungan atau tidak terhadap konsep diri dengan kemandirian siswa, yaitu dengan konsep diri yang mantap dan positif maka akan tercipta kemandirian yang bertanggung jawab baik di sekolah, di rumah maupun di lingkunan sekitarnya.    Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam melalui penelitian mengenai hubungan antara konsep diri dengan sikap kemandirian belajar siswa Madrasah Aliyah Tahun Pelajaran 2010/2011.

B.     Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji dan menggali sejauh mana hubungan antara antara konsep diri terhadap kemandirian belajar siswa Madrasah Aliyah Ma’arif Wiramastra Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.


[1] Ratna Wilis, Melejitkan Potensi Moral Dan Spiritual Anak, Syamil Cipta Media, Bandung, 2003, hal. 130.
[2] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2000,   hal. 105.
[3] Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset, 1996, hal. 121-122.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar