A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan, yang
berlangsung di sekolah dan
di luar sekolah
sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan
datang. Pendidikan adalah
pengalaman-pengalaman
belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non
formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbanagan
kemampuan-kemampuan individu, agar
dikemudian hari dapat
memainkan peranan hidup secara
tepat. (Mudiharjo, 2002:11)
Pendidikan Islam
adalah bimbingan jasmani, rohani
berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran
Islam. Dengan pengertian yang lain
seringkali dikatakan kepribadian
utama tersebut dengan
istilah kepribadian muslim, yaitu
kepribadian yang memiliki
nilai-nilai agama Islam, memilih dan
memutuskan serta berbuat
berdasarkan nilai-nilai Islam,
dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. (Uhbiyati, 1998:9)
Masalah dekadensi
(kemerosotan) moral telah dirasakan sangat mengglobal seiring dengan tata nilai
yang sifatnya mendunia. Dibelahan bumi manapun kerap kali dapat disaksikan
berbagai gaya
hidup yang bertentangan dengan etika dan nilai agama. Berbagai pendekatan telah
dan sedang dilaksanakan untuk menyelamatkan peradaban manusia dari rendahnya
perilaku moral. Pentingnya pendidikan akhlak bukan dirasakan oleh masyarakat
yang mayoritas penduduknya beragama islam saja, tetapi kini sudah mulai diterapkan
berbagai Negara. (Muhaimin, 2002:21)
Perkembangan dan kemajuan
IPTEK saat ini melahirkan teknologi yang membuat manusia sangat bergantung pada
hasil penciptaannya. Akibatnya, hidup menjadi penuh dengan pertentangan, tidak rasional, sarat
ketimpangan dan kesenjangan. Hal ini berakibat timbulnya penyakit psikologis
dan sosial, seperti kecemburuan sosial, stress dan sebagainya.
Budaya hidup yang berlandaskan kebersamaan, kekeluargaan, tenggang rasa,
kewajiban moral dan sebagainya tergeser oleh budaya makanistik yang
berlandaskan tidak rasional dan untung rugi, sehingga akhirnya muncul
liberalisme. Dengan demikian, kekuatan akan digunakan sebagai kompas kehidupan,
manusia mulai menuhankan segala ciptaannya yang mempesona. Hal ini menimbulkan
kegoncangan dan ketimpangan, karena penerapan nilai-nilai baru yang belum
mapan, tetapi nilai-nilai lama (adat, tradisi) mulai ditinggalkan.
Dalam menghadapi era globalisasi ini, umat manusia mulai prihatin dan
mempunyai kewajiban moral,
karena Islam adalah
suatu ajaran yang merupakan petunjuk untuk memperbaiki kehidupan yang
didambakan masyarakat, manusia harus berserah diri dan mengabdi pada Tuhannya
tanpa menafikan usaha.
Umat Islam harus berupaya mengembangkan iman dan taqwa kepada Allah
SWT dan
diimbangi dengan pengembangan ilmu agar
mempunyai harkat yang tinggi sesuai dengan petunjuk Allah
dalam surat Al Mujadalah ayat 11, yaitu :
kr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 (
#sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4
ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al
Mujadalah : 11)
Ayat tersebut menunjukkan derajad yang tinggi bagi orang-orang yang
berilmu, karena amal tanpa tanpa ilmu akan menjadi buta dan ilmu tanpa amal
akan sesat, karena produk temuan dan kemajuan IPTEK itu akan mempengaruhi
bangunan kebudayaan dan gaya hidup manusia, dan hal tersebut memerlukan adanya
proses pendidikan.
Dalam kondisi macam ini, rupanya manusia kembali pada fitrahnya yang
cenderung mempunyai potensi benar. Manusia menunggu-nunggu jasa dan peran yang
disumbangkan agama, yang di dalamnya sarat akan dimensi moralitas dan
spiritualitas, baik secara konseptual maupun aktualitasnya, dan atau normalitas
maupun historisnya (Muhaimin, 2002:77).
Akhlak adalah tahap ketiga dalam beragama. Tahap pertama menyatakan
keimanan dengan mengucapkan syahadat, tahap kedua melakukan ibadah seperti
shalat, zakat, puasa termasuk membaca Al-Qur’an dan berdo’a, dan tahap ketiga
sebagai buah dari keimanan dan ibadah adalah akhlak. (Husni, 2001:39).
Akhlak merupakan fungsionalisasi agama. Artinya, keberagamaan menjadi tidak
rarti bila tidak dibuktikan dengan berakhlak. Orang mungkin banyak shalat,
puasa, membaca Al-Qur’an dan berdo’a, tetapi bila perilakunya tidak berakhlak,
seperti merugikan orang, tidak jujur, korupsi dan lain-lain pekerjaan tercela,
maka keberagamaannya menjadi tidak benar dan sia-sia. (Husni, 2001:39).
Akhlak adalah perilaku sehari-hari yang dicerminkan dalam ucapan, sikap dan
perbuatan. Bentuknya yang kongrit adalah hormat dan santun kepada orang tua,
guru dan sesama manusia, suka bekerja keras, peduli dan mau membantu orang
lemah/mendapat kesulitan, suka belajar, tidak suka membuang-buang waktu untuk
hal yang tidak berguna, menjauhi dan tidak mau melakukan kerusakan, merugikan
orang, mencuri, menipu atau berbohong. Terpercaya, jujur, pemaaf dan berani.
Tidak mau minum minuman keras, mengharamkan obat terlarang dan menjauhi
perilaku seks menyimpang, apalagi melakukan hubungan seks dengan bukan
isterinya, bercita-cita luhur untuk memajukan bangsa dan mengatasi masalah
kemanusiaan. (Husni, 2001:39).
Dalam kerangka yang lebih luas, berakhlak berarti ”hidup untuk menjadi
rahmat bagi sekalian alam”. Artinya, hidup berguna bukan hanya untuk islam,
tetapi untuk seluruh umat manusia dan alam sekitarnya. Bersikap santun dan
tidak merusak nilai-nilai kemanusiaan, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, dan air
sebagai ciri manusia yang berakhlak luhur. (Husni, 2001:40).
Akhlak diperlukan untuk pengembangan kualitas diri dalam membangun manusia
Indonesia seutuhnya. Peningkatan kualitas manusia memerlukan persiapan generasi
muda atau remaja yang notabene mempunyai andil besar untuk menghadapi
perkembangan zaman. Dan tidak bisa dipungkiri remaja yang hidup di era
globalisasi akan bersenggolan dengan wilayah kebocoran etika, sehingga tidak
memungkinkan bagi mereka untuk hidup secara rigid dan puritan dalam memegangi
ajaran agamanya, sebagaimana suasana hubungan yang bercorak sufistik, lantaran
kondisi sosial budaya sudah jauh berbeda jika dibandingkan dengan etika
kebocoran etika itu dapat ditutup rapat sehingga tidak bocor (Muhaimin,
2002:122).
Sebagai akibat dari bocornya etika yaitu kasus-kasus kenakalan remaja
seperti perkelahian/tawuran antar pelajar, premanisme, konsumsi narkoba,
minum-minuman keras, pencurian dan tindakan kriminal lainnya. Dan bisa
dikatakan bahwa itu semua merupakan kurang tercapainya dalam tujuan pendidikan
dalam pembentukan akhlak.
Pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam
rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang
terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh konsisten.
Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil
usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada
dalam diri manusia, termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat,
fitrah, kata hati, hati nurani dan intuisi dibina secara optimal dengan cara
dan pendekatan yang tepat (Abuddin, 2006:157 dalam Risa Ermayanti, 2008:2).
Dengan demikian, pendidikan Agama Islam yang sebagaimana bidang studi lain
kurikulumnya telah tersusun dengan baik secara nasional dan substansinya selain
doktrin-doktrin agama juga berisi tentang ajaran agama secara universal,
seperti moralitas, etika, tata nilai, toleransi beragama dan lain-lain,
mempunyai peran dalam mengendalikan rusaknya etika. Dari sinilah timbul
pertanyaan, seberapa besarkah pengaruh pendidikan Agama Islam yang telah
diberikan pada siswa yang hanya dua jam mata pelajaran dalam satu minggu, untuk
dipraktekkan selama dua puluh empat jam dalam kehidupan sehari-hari? Dari sini
diperlukan adanya pengukuran seberapa besar pengaruh pendidikan Agama Islam
terhadap etika Islami siswa.
Berkaitan dengan masalah diatas, maka penulis ingin mengumpulkan data-data
untuk menarik kesimpulan atas Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap
pembentukan akhlak siswa di MA. Al Irsyad Gunungjati Pagedongan Banjarnegara yang siswanya belum begitu mempunyai
kesadaran untuk beretika Islam seperti apa yang diharapkan. Dengan harapan akan
memberi motivasi pada siswa untuk menginternalisasikan ajaran-ajaran Islam.
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan akhlak
Siswa di MA Al Irsyad Gunungjati
Pagedongan Banjarnegara”.
B. Identifikasi
Masalah
Merujuk pada latar belakang tersebut di atas,
maka dalam penelitian penulis bermaksud untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa di MA. Al Irsyad Gunungjati Pagedongan Banjarnegara yang siswanya belum sepenuhnya memiliki kesadaran
untuk beretika dan berakhlak mulia yang sesuai dengan ajaran Islam seperti apa
yang diharapkan. semoga termotivasi pada siswa untuk menginternalisasikan
ajaran-ajaran Islam
Boleh minta yang lengkapnya ga ?
BalasHapusbila berkenan, mohon diemail ke: abunabiel_01@yahoo.com
boleh,tapi harus mengganti biaya ketik dahulu. nanti akan kami kirim contoh-contoh skripsi PAI. lebih dari 500 contoh skripsi bisa didapatkan. silahkan hubungi saja no hp 085291501979, 087737623895, 087732509657, 085747238127
HapusWah,, nyebar ilmu kebaikan tapi minta bayar, sayang pahalanya tuh, untung Alloh gak pernah minta ganti biaya nulis Al Quran ya sama hambanya,, klo minta ganti bisa kacau..
Hapustidak bermaksud untuk minta bayaran tapi kita harus bisa menghargai ilimu
Hapuspelittt
BalasHapusa351u0zigcf049 realistic dildo,anal toys,dildos,realistic dildos,custom sex doll,black dildos,vibrators,dog dildo,realistic dildo s359k9kvpqy302
BalasHapusl444f2iawyf869 Discreet Vibrators,dildo,wholesale sex toys,Butterfly Vibrator,vibrators,dildo,bullets and eggs,vibrators,prostate massagers l800l1addld310
BalasHapus