Contoh Skripsi Pendidikan Agama Islam

Jumat, 11 Januari 2013

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH ALIYAH AL IRSYAD GUNUNGJATI PAGEDONGAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012



A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah,  melalui  kegiatan  bimbingan,  pengajaran,  dan  latihan,  yang  berlangsung di  sekolah  dan  di  luar  sekolah  sepanjang  hayat,  untuk  mempersiapkan  peserta  didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang  akan  datang.  Pendidikan  adalah  pengalaman-pengalaman  belajar  terprogram  dalam bentuk pendidikan formal dan non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah,  yang berlangsung seumur hidup  yang bertujuan  optimalisasi pertimbanagan kemampuan-kemampuan  individu,  agar  dikemudian  hari  dapat  memainkan  peranan hidup secara tepat. (Mudiharjo, 2002:11)
Pendidikan  Islam  adalah  bimbingan jasmani,  rohani  berdasarkan  hukum-hukum  agama  Islam  menuju  kepada terbentuknya  kepribadian  utama  menurut  ukuran-ukuran  Islam.  Dengan  pengertian yang  lain  seringkali  dikatakan  kepribadian  utama  tersebut  dengan  istilah kepribadian  muslim,  yaitu  kepribadian  yang  memiliki  nilai-nilai  agama  Islam, memilih  dan  memutuskan  serta  berbuat  berdasarkan  nilai-nilai  Islam,  dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai  Islam. (Uhbiyati, 1998:9)
Masalah dekadensi (kemerosotan) moral telah dirasakan sangat mengglobal seiring dengan tata nilai yang sifatnya mendunia. Dibelahan bumi manapun kerap kali dapat disaksikan berbagai gaya hidup yang bertentangan dengan etika dan nilai agama. Berbagai pendekatan telah dan sedang dilaksanakan untuk menyelamatkan peradaban manusia dari rendahnya perilaku moral. Pentingnya pendidikan akhlak bukan dirasakan oleh masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama islam saja, tetapi kini sudah mulai diterapkan berbagai Negara. (Muhaimin, 2002:21)
Perkembangan dan kemajuan IPTEK saat ini melahirkan teknologi yang membuat manusia sangat bergantung pada hasil penciptaannya. Akibatnya, hidup menjadi penuh dengan pertentangan, tidak rasional, sarat ketimpangan dan kesenjangan. Hal ini berakibat timbulnya penyakit psikologis dan sosial, seperti kecemburuan sosial, stress dan sebagainya.
Budaya hidup yang berlandaskan kebersamaan, kekeluargaan, tenggang rasa, kewajiban moral dan sebagainya tergeser oleh budaya makanistik yang berlandaskan tidak rasional dan untung rugi, sehingga akhirnya muncul liberalisme. Dengan demikian, kekuatan akan digunakan sebagai kompas kehidupan, manusia mulai menuhankan segala ciptaannya yang mempesona. Hal ini menimbulkan kegoncangan dan ketimpangan, karena penerapan nilai-nilai baru yang belum mapan, tetapi nilai-nilai lama (adat, tradisi) mulai ditinggalkan.
Dalam menghadapi era globalisasi ini, umat manusia mulai prihatin dan mempunyai  kewajiban  moral,  karena  Islam  adalah  suatu ajaran yang merupakan petunjuk untuk memperbaiki kehidupan yang didambakan masyarakat, manusia harus berserah diri dan mengabdi pada Tuhannya tanpa menafikan usaha.
Umat Islam harus berupaya mengembangkan iman dan taqwa kepada Allah SWT  dan   diimbangi dengan pengembangan ilmu agar  mempunyai harkat  yang tinggi sesuai dengan petunjuk Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11, yaitu :
kšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah : 11)

Ayat tersebut menunjukkan derajad yang tinggi bagi orang-orang yang berilmu, karena amal tanpa tanpa ilmu akan menjadi buta dan ilmu tanpa amal akan sesat, karena produk temuan dan kemajuan IPTEK itu akan mempengaruhi bangunan kebudayaan dan gaya hidup manusia, dan hal tersebut memerlukan adanya proses pendidikan.
Dalam kondisi macam ini, rupanya manusia kembali pada fitrahnya yang cenderung mempunyai potensi benar. Manusia menunggu-nunggu jasa dan peran yang disumbangkan agama, yang di dalamnya sarat akan dimensi moralitas dan spiritualitas, baik secara konseptual maupun aktualitasnya, dan atau normalitas maupun historisnya (Muhaimin, 2002:77).
Akhlak adalah tahap ketiga dalam beragama. Tahap pertama menyatakan keimanan dengan mengucapkan syahadat, tahap kedua melakukan ibadah seperti shalat, zakat, puasa termasuk membaca Al-Qur’an dan berdo’a, dan tahap ketiga sebagai buah dari keimanan dan ibadah adalah akhlak. (Husni, 2001:39).
Akhlak merupakan fungsionalisasi agama. Artinya, keberagamaan menjadi tidak rarti bila tidak dibuktikan dengan berakhlak. Orang mungkin banyak shalat, puasa, membaca Al-Qur’an dan berdo’a, tetapi bila perilakunya tidak berakhlak, seperti merugikan orang, tidak jujur, korupsi dan lain-lain pekerjaan tercela, maka keberagamaannya menjadi tidak benar dan sia-sia. (Husni, 2001:39).
Akhlak adalah perilaku sehari-hari yang dicerminkan dalam ucapan, sikap dan perbuatan. Bentuknya yang kongrit adalah hormat dan santun kepada orang tua, guru dan sesama manusia, suka bekerja keras, peduli dan mau membantu orang lemah/mendapat kesulitan, suka belajar, tidak suka membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna, menjauhi dan tidak mau melakukan kerusakan, merugikan orang, mencuri, menipu atau berbohong. Terpercaya, jujur, pemaaf dan berani. Tidak mau minum minuman keras, mengharamkan obat terlarang dan menjauhi perilaku seks menyimpang, apalagi melakukan hubungan seks dengan bukan isterinya, bercita-cita luhur untuk memajukan bangsa dan mengatasi masalah kemanusiaan. (Husni, 2001:39).
Dalam kerangka yang lebih luas, berakhlak berarti ”hidup untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam”. Artinya, hidup berguna bukan hanya untuk islam, tetapi untuk seluruh umat manusia dan alam sekitarnya. Bersikap santun dan tidak merusak nilai-nilai kemanusiaan, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, dan air sebagai ciri manusia yang berakhlak luhur. (Husni, 2001:40).
Akhlak diperlukan untuk pengembangan kualitas diri dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. Peningkatan kualitas manusia memerlukan persiapan generasi muda atau remaja yang notabene mempunyai andil besar untuk menghadapi perkembangan zaman. Dan tidak bisa dipungkiri remaja yang hidup di era globalisasi akan bersenggolan dengan wilayah kebocoran etika, sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk hidup secara rigid dan puritan dalam memegangi ajaran agamanya, sebagaimana suasana hubungan yang bercorak sufistik, lantaran kondisi sosial budaya sudah jauh berbeda jika dibandingkan dengan etika kebocoran etika itu dapat ditutup rapat sehingga tidak bocor (Muhaimin, 2002:122).
Sebagai akibat dari bocornya etika yaitu kasus-kasus kenakalan remaja seperti perkelahian/tawuran antar pelajar, premanisme, konsumsi narkoba, minum-minuman keras, pencurian dan tindakan kriminal lainnya. Dan bisa dikatakan bahwa itu semua merupakan kurang tercapainya dalam tujuan pendidikan dalam pembentukan akhlak.
Pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia, termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat (Abuddin, 2006:157 dalam Risa Ermayanti, 2008:2).
Dengan demikian, pendidikan Agama Islam yang sebagaimana bidang studi lain kurikulumnya telah tersusun dengan baik secara nasional dan substansinya selain doktrin-doktrin agama juga berisi tentang ajaran agama secara universal, seperti moralitas, etika, tata nilai, toleransi beragama dan lain-lain, mempunyai peran dalam mengendalikan rusaknya etika. Dari sinilah timbul pertanyaan, seberapa besarkah pengaruh pendidikan Agama Islam yang telah diberikan pada siswa yang hanya dua jam mata pelajaran dalam satu minggu, untuk dipraktekkan selama dua puluh empat jam dalam kehidupan sehari-hari? Dari sini diperlukan adanya pengukuran seberapa besar pengaruh pendidikan Agama Islam terhadap etika Islami siswa.
Berkaitan dengan masalah diatas, maka penulis ingin mengumpulkan data-data untuk menarik kesimpulan atas Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa di MA. Al Irsyad Gunungjati Pagedongan Banjarnegara yang siswanya belum begitu mempunyai kesadaran untuk beretika Islam seperti apa yang diharapkan. Dengan harapan akan memberi motivasi pada siswa untuk menginternalisasikan ajaran-ajaran Islam.
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan akhlak Siswa di MA Al Irsyad Gunungjati Pagedongan Banjarnegara”.

B.     Identifikasi Masalah
Merujuk pada latar belakang tersebut di atas, maka dalam penelitian penulis bermaksud untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa di MA. Al Irsyad Gunungjati Pagedongan Banjarnegara yang siswanya belum sepenuhnya memiliki kesadaran untuk beretika dan berakhlak mulia yang sesuai dengan ajaran Islam seperti apa yang diharapkan. semoga termotivasi pada siswa untuk menginternalisasikan ajaran-ajaran Islam

7 komentar:

  1. Boleh minta yang lengkapnya ga ?

    bila berkenan, mohon diemail ke: abunabiel_01@yahoo.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh,tapi harus mengganti biaya ketik dahulu. nanti akan kami kirim contoh-contoh skripsi PAI. lebih dari 500 contoh skripsi bisa didapatkan. silahkan hubungi saja no hp 085291501979, 087737623895, 087732509657, 085747238127

      Hapus
    2. Wah,, nyebar ilmu kebaikan tapi minta bayar, sayang pahalanya tuh, untung Alloh gak pernah minta ganti biaya nulis Al Quran ya sama hambanya,, klo minta ganti bisa kacau..

      Hapus
    3. tidak bermaksud untuk minta bayaran tapi kita harus bisa menghargai ilimu

      Hapus